Di sudut kamar kecil aku tergeletak di atas kasur. Ya itulah
kebiasaanku sehabis pulang dari sekolah. Tak tau kenapa, hari ini aku
merasakan hal yang bahagia karena aku semakin dekat dengan teman cewek
satu kelas, ia bernama Jessica. Jessica merupakan murid yang paling
pintar di kelas. Dia juga cewek yang supel, baik dan bisa di bilang
hampir sempurna.
Parasnya yang cantik menjadikanya sebagai pujaan hati para
cowok-cowok di Sekolahku itu. Selain itu aku juga memiliki
sahabat-sahabat yang setia, mereka ialah: Andi, Vemy dan Icha. Dari
ketiga sahabatku tersebut, yang selalu dekat dengan aku yaitu icha. Icha
juga cewek yang baik, selalu mearuh perhatian sama aku. Aku dan
sahabat-sahabatku saling kompak untuk membentuk sebuah group bernama
KEJORA (kelompok jomblo terhormat).. Kita semua berjanji selama
masa-masa SMA untuk menjadi jomblo yang terhormat.
Sore ini aku ada janji sama Jessica untuk pergi ke Toko Buku. Karena
Jessica merupakan tipikal anak yang rajin, dia suka mengoleksi
buku-buku mulai dari novel sampai buku tentang ilmu pengetahuan. Entah
berapa banyak buku-buku yang sudah ia koleksi.
Sudah hampir satu jam kita mengelilingi semua sudut di toko buku itu.
Beberapa menit kemudian “Ehhh… ehhh itu ada yang bagus tuh” Kata
Jessica sambil menepuk bahuku. “Oh..,. Ini ya?” tanyaku sambil memegang
buku tentang Politik. Aku terkejut ketika ia tertarik dengan buku
politik. Setahuku Jessica tidak pernah bicara tentang politik. “Loh kamu
kok tumben tiba-tiba tertarik sama politk sih?” Tanyaku sambil
penasaran.
“Ohhh iya ini aku lagi coba-coba belajar politik. Ayahku juga anggota
partai politik loh. Sekarang ayahku sudah menjadi anggota pejabat di
pemerintahan” Jawabnya . Oh ternyata ayahnya orang politik, memang bener
kata orang “Buah jatuh tak jauh dari pohonnya”. Kataku dalam Hati.
“Ehhh kamu kok diem sih?, Ayo kita pulang, sudah mau maghrib nih” Kata
Jessica.
Di kegelapan malam, aku melamun memikirkan Jessica, tiba-tiba rasa
itu muncul dalam pikiranku. Rasa yang indah, rasa yang datang dengan
tiba-tiba dan kebanyakan orang menyebutnya sebagai rasa cinta atau rasa
kasih sayang. Tapi aku bingung dihadapkan dua pilihan, antara memilih
sahabat-sahabatku dengan tetap mempertahankan peran sebagai jomblo
terhormat atau memilih cinta dengan menyatakan rasa cintaku pada
Jessica.
Dihadapkan pada 2 hal yang sama berharganya memang menjadi pilihan
yang sulit. Tapi dalam lubuk hatiku yang terdalam aku lebih memilih
cinta karena hampir 2 tahun aku menjadi jomblo, tepatnya jomblo
terhormat. “Drettttt….. drettttt….. drettttt.” Tiba-tiba handphoneku
bergetar. Ternyata ada sms dari icha. Sebelum aku kenal dekat dengan
Jessica, hari-hariku selalu ditemani sama sahabatku Icha. Entah kenapa
dia selalu perhatian sama aku. “Ahhhh mungkin perhatian itu hanya
sebatas perhatian dari seorang sahabat” Pikirku dalam hati. Icha dan
Jessica memang sama-sama baik, dan sama-sama cantik, tapi aku lebih suka
sama Jessica karena tak mungkin aku suka sama Icha yang notabennya
ialah sahabatku sendiri.
Keesokan harinya, aku mencoba mendekati temen cewek satu kelasku. Ia
beranama Rasty. Ia lagi duduk sendirian di kantin sekolah. Aku mencoba
untuk mencurahkan semua isi hatiku kepada Rasty tentang memilih cinta
atau persahabatan. Aku berharap Rasty bisa memberi solusi yang terbaik
buatku. “ehhh Sorry ya, aku gak bisa memberi solusi nih. Menurutku
keduanya sama-sama berharga” Kata Rasty. “ehmm,,,, kayaknya aku lebih
memilih cinta daripada persahabatan, soalnya aku sangat mencintai
Jessica, Gimana pendapatmu?” Kataku kepada Rasty. Tiba-tiba ada Icha
yang gak sengaja mendengar pembicaraan antara aku dan Rasty. Icha pun
buru-buru meninggalkan kantin sekolah. “haduhhh gawat nih, gue kesana
dulu ya” Kataku sambil buru-buru meniggalkan kantin.
Sudah 2 kali ku kelilingi sekolah, ternyata tak kutemukan juga
sahabatku Icha. Aku khawatir dengan dia, aku merasa bersalah karena aku
berniat untuk mengingkari janji-janji persahabatan kita. Sejam kemudian
Bel tanda pulang pun telah berbunyi. Aku berjalan ke rumah dengan
perasa’an resah gelisah. Di persimpangan jalan, kulihat 3 orang sedang
berdiri bersandar di tiang listrik.
Ternyata mereka adalah ketiga sahabatku. Langkahku tiba-tiba mulai
melemas ketika aku mulai menuju kearah ketiga sahabatku tersebut.
“Ehhhh… Aku ingin mengatakan sesuatu padamu, kami semua akan
mengeluarkan kamu dari kelompok persahabatan kita” Kata Andi. “Iya, kamu
telah berniat mengingkari janji-janji persahabatan kita. Kamu sudah gak
professional lagi” Kata Vemy dengan gaya tomboynya. “ma… ma..afkan aku,
aku mengaku bersalah, aku janji tidak akan mengulanginya lagi” Kataku
sambil memohon-mohon.
“Kita semua sudah bersepakat bahwa kesalahanmu sudah gak bisa diberi
toleransi lagi, kamu harus keluar dari kelompok kami” Kata Andi. Mereka
bertiga langsung pergi meninggalkan aku yang lagi bersandar di bawah
pohon. Tak kudegar sepatah katapun yang keluar dari mulut Icha. Mungkin
dia lagi kasihan sama aku. “ahhh sudahlah, kalo harus berakhir ya harus
diakhiri, karena semua ini adalah hasil dari kesalahanku” Kataku dalam
hati.
Sesampainya di rumah, akupun langsung memojok di kamar sendirian,
aku menyesal kehilangan sahabat-sahabat terbaikku, tapi aku juga tidak
mau membiarkan rasa cintaku kepada Jessica hanya terpendam dalam hati.
Aku yakin pilihanku ini tepat, 2 hari lagi akan ada hari Valentine, aku
bertekad untuk mengatakan cinta kepada Jessica pas di hari valentine.
Aku ingin melepas masa jombloku di hari Valentine karena aku yakin bahwa
Jessica adalah cewek yang terbaik bagiku.
Keesokan harinya, tepat tanggal 13 Februari, aku berniat untuk pergi
ke toko kue. Tapi aku bingung gak ada yang menemaniku ke toko kue.
Kelompok KEJORA pun telah pergi meninggalkanku sendiri. Sehabis pulang
sekolah, kulihat Rasty berdiri di seberang jalan. Ya hubunganku sama
Rasty hanya sebatas teman dekat. “ehhhh… Rasty, u mau gak menemaniku ke
toko kue?” Kataku. “Oh iya mau, emang kamu mau membeli kue untuk siapa?
Pasti buat Jessica ya? Hayooow ngaku …. ngaku” Tanya Rasty. “i…. i…..
i…ya nih” Jawabku. Setelah beberapa menit memilih-memilih kue, aku pun
langsung menuju ke kasir.
Tepat tanggal 14 Februari, aku mengajak Jessica untuk pergi makan ke
kantin. Disinilah momen-momen yang paling mendebarkan. Aku segera
mengeluarkan kue yang ada di dalam tas. “Ini, ada kue untukmu, a…a..ku
pengen mengatakan sesuatu padamu” Kataku sambil gemetar grogi. “oh
terima kasih kuenya. Emang kamu mengatakan apa?” Tanya Jessica dengan
mimic wajah yg serius. “sebenarnya sejak dekat dengan kamu, aku merasa
sangat nyaman, ma…. ma….maukah kamu mengisi kekosongan hatiku?, ma….
ma….maukah jadi pacarku?” kataku sambil deg-degan.
“Sebelumnya saya mohon maaf kepadamu, sebenarnya saya sudah punya
cowok, dia juga masih SMA seperti kita, dia kini tinggal di Bandung.
Sudah 1 tahun aku menjalani LDR sama cowokku sejak aku pindah ke sekolah
ini”. Jawab Jessica. “Haduuuuhhhh galau lagi nih, udah di tinggalin
sahabatku. Eh sekarang di tolak sama Jessica” Kataku dalam hati. “ehhhhh
kamu kok bengong sih? Aku salah ya?” Kata Jessica. “Eng…eng..enggak
salah kok, eh aku mau ke toilet dulu ya” Kataku
Sejak di hari valentine itu, aku mulai menjauhi Jessica. Hari-hariku
hanya dipenuhi dengan kesepian tanpa sahabat-sahabatku yang setia dan
kompak dan juga tanpa Jessica. Tak ada gunanya penyesalan di hari itu.
Semua itu sudah menjadi pilihanku. Dan aku harus bertanggung jawab atas
pilihanku.
Sumber: http://www.ceritamu.com/cerita/Kisah-Sedih-Di-Hari-Valentine
Nah, buat kalian yang masih bingun mau cari sepatu buat hadiah valentin. Kalian bisa cek di @FashionManStore