Senin, 10 Februari 2014

Kisah Sedih Di Hari Valentine

Di sudut kamar kecil aku tergeletak di atas kasur. Ya itulah kebiasaanku sehabis pulang dari sekolah. Tak tau kenapa, hari ini aku merasakan hal yang bahagia karena aku semakin dekat dengan teman cewek satu kelas, ia bernama Jessica. Jessica merupakan murid yang paling pintar di kelas. Dia juga cewek yang supel, baik dan bisa di bilang hampir sempurna.
Parasnya yang cantik menjadikanya sebagai pujaan hati para cowok-cowok di Sekolahku itu. Selain itu aku juga memiliki sahabat-sahabat yang setia, mereka ialah: Andi, Vemy dan Icha. Dari ketiga sahabatku tersebut, yang selalu dekat dengan aku yaitu icha. Icha juga cewek yang baik, selalu mearuh perhatian sama aku. Aku dan sahabat-sahabatku saling kompak untuk membentuk sebuah group bernama KEJORA (kelompok jomblo terhormat).. Kita semua berjanji selama masa-masa SMA untuk menjadi jomblo yang terhormat.
Sore ini aku ada janji sama Jessica untuk pergi ke Toko Buku. Karena Jessica merupakan tipikal anak yang rajin, dia suka mengoleksi buku-buku mulai dari novel sampai buku tentang ilmu pengetahuan. Entah berapa banyak buku-buku yang sudah ia koleksi.
Sudah hampir satu jam kita mengelilingi semua sudut di toko buku itu. Beberapa menit kemudian “Ehhh… ehhh itu ada yang bagus tuh” Kata Jessica sambil menepuk bahuku. “Oh..,. Ini ya?” tanyaku sambil memegang buku tentang Politik. Aku terkejut ketika ia tertarik dengan buku politik. Setahuku Jessica tidak pernah bicara tentang politik. “Loh kamu kok tumben tiba-tiba tertarik sama politk sih?” Tanyaku sambil penasaran.
“Ohhh iya ini aku lagi coba-coba belajar politik. Ayahku juga anggota partai politik loh. Sekarang ayahku sudah menjadi anggota pejabat di pemerintahan” Jawabnya . Oh ternyata ayahnya orang politik, memang bener kata orang “Buah jatuh tak jauh dari pohonnya”. Kataku dalam Hati. “Ehhh kamu kok diem sih?, Ayo kita pulang, sudah mau maghrib nih” Kata Jessica.
Di kegelapan malam, aku melamun memikirkan Jessica, tiba-tiba rasa itu muncul dalam pikiranku. Rasa yang indah, rasa yang datang dengan tiba-tiba dan kebanyakan orang menyebutnya sebagai rasa cinta atau rasa kasih sayang. Tapi aku bingung dihadapkan dua pilihan, antara memilih sahabat-sahabatku dengan tetap mempertahankan peran sebagai jomblo terhormat atau memilih cinta dengan menyatakan rasa cintaku pada Jessica.
Dihadapkan pada 2 hal yang sama berharganya memang menjadi pilihan yang sulit. Tapi dalam lubuk hatiku yang terdalam aku lebih memilih cinta karena hampir 2 tahun aku menjadi jomblo, tepatnya jomblo terhormat. “Drettttt….. drettttt….. drettttt.” Tiba-tiba handphoneku bergetar. Ternyata ada sms dari icha. Sebelum aku kenal dekat dengan Jessica, hari-hariku selalu ditemani sama sahabatku Icha. Entah kenapa dia selalu perhatian sama aku. “Ahhhh mungkin perhatian itu hanya sebatas perhatian dari seorang sahabat” Pikirku dalam hati. Icha dan Jessica memang sama-sama baik, dan sama-sama cantik, tapi aku lebih suka sama Jessica karena tak mungkin aku suka sama Icha yang notabennya ialah sahabatku sendiri.
Keesokan harinya, aku mencoba mendekati temen cewek satu kelasku. Ia beranama Rasty. Ia lagi duduk sendirian di kantin sekolah. Aku mencoba untuk mencurahkan semua isi hatiku kepada Rasty tentang memilih cinta atau persahabatan. Aku berharap Rasty bisa memberi solusi yang terbaik buatku. “ehhh Sorry ya, aku gak bisa memberi solusi nih. Menurutku keduanya sama-sama berharga” Kata Rasty. “ehmm,,,, kayaknya aku lebih memilih cinta daripada persahabatan, soalnya aku sangat mencintai Jessica, Gimana pendapatmu?” Kataku kepada Rasty. Tiba-tiba ada Icha yang gak sengaja mendengar pembicaraan antara aku dan Rasty. Icha pun buru-buru meninggalkan kantin sekolah. “haduhhh gawat nih, gue kesana dulu ya” Kataku sambil buru-buru meniggalkan kantin.
Sudah 2 kali ku kelilingi sekolah, ternyata tak kutemukan juga sahabatku Icha. Aku khawatir dengan dia, aku merasa bersalah karena aku berniat untuk mengingkari janji-janji persahabatan kita. Sejam kemudian Bel tanda pulang pun telah berbunyi. Aku berjalan ke rumah dengan perasa’an resah gelisah. Di persimpangan jalan, kulihat 3 orang sedang berdiri bersandar di tiang listrik.
Ternyata mereka adalah ketiga sahabatku. Langkahku tiba-tiba mulai melemas ketika aku mulai menuju kearah ketiga sahabatku tersebut. “Ehhhh… Aku ingin mengatakan sesuatu padamu, kami semua akan mengeluarkan kamu dari kelompok persahabatan kita” Kata Andi. “Iya, kamu telah berniat mengingkari janji-janji persahabatan kita. Kamu sudah gak professional lagi” Kata Vemy dengan gaya tomboynya. “ma… ma..afkan aku, aku mengaku bersalah, aku janji tidak akan mengulanginya lagi” Kataku sambil memohon-mohon.
“Kita semua sudah bersepakat bahwa kesalahanmu sudah gak bisa diberi toleransi lagi, kamu harus keluar dari kelompok kami” Kata Andi. Mereka bertiga langsung pergi meninggalkan aku yang lagi bersandar di bawah pohon. Tak kudegar sepatah katapun yang keluar dari mulut Icha. Mungkin dia lagi kasihan sama aku. “ahhh sudahlah, kalo harus berakhir ya harus diakhiri, karena semua ini adalah hasil dari kesalahanku” Kataku dalam hati.
Sesampainya di rumah, akupun langsung memojok di kamar sendirian, aku menyesal kehilangan sahabat-sahabat terbaikku, tapi aku juga tidak mau membiarkan rasa cintaku kepada Jessica hanya terpendam dalam hati. Aku yakin pilihanku ini tepat, 2 hari lagi akan ada hari Valentine, aku bertekad untuk mengatakan cinta kepada Jessica pas di hari valentine. Aku ingin melepas masa jombloku di hari Valentine karena aku yakin bahwa Jessica adalah cewek yang terbaik bagiku.
Keesokan harinya, tepat tanggal 13 Februari, aku berniat untuk pergi ke toko kue. Tapi aku bingung gak ada yang menemaniku ke toko kue. Kelompok KEJORA pun telah pergi meninggalkanku sendiri. Sehabis pulang sekolah, kulihat Rasty berdiri di seberang jalan. Ya hubunganku sama Rasty hanya sebatas teman dekat. “ehhhh… Rasty, u mau gak menemaniku ke toko kue?” Kataku. “Oh iya mau, emang kamu mau membeli kue untuk siapa? Pasti buat Jessica ya? Hayooow ngaku …. ngaku” Tanya Rasty. “i…. i….. i…ya nih” Jawabku. Setelah beberapa menit memilih-memilih kue, aku pun langsung menuju ke kasir.
Tepat tanggal 14 Februari, aku mengajak Jessica untuk pergi makan ke kantin. Disinilah momen-momen yang paling mendebarkan. Aku segera mengeluarkan kue yang ada di dalam tas. “Ini, ada kue untukmu, a…a..ku pengen mengatakan sesuatu padamu” Kataku sambil gemetar grogi. “oh terima kasih kuenya. Emang kamu mengatakan apa?” Tanya Jessica dengan mimic wajah yg serius. “sebenarnya sejak dekat dengan kamu, aku merasa sangat nyaman, ma…. ma….maukah kamu mengisi kekosongan hatiku?, ma…. ma….maukah jadi pacarku?” kataku sambil deg-degan.
“Sebelumnya saya mohon maaf kepadamu, sebenarnya saya sudah punya cowok, dia juga masih SMA seperti kita, dia kini tinggal di Bandung. Sudah 1 tahun aku menjalani LDR sama cowokku sejak aku pindah ke sekolah ini”. Jawab Jessica. “Haduuuuhhhh galau lagi nih, udah di tinggalin sahabatku. Eh sekarang di tolak sama Jessica” Kataku dalam hati. “ehhhhh kamu kok bengong sih? Aku salah ya?” Kata Jessica. “Eng…eng..enggak salah kok, eh aku mau ke toilet dulu ya” Kataku
Sejak di hari valentine itu, aku mulai menjauhi Jessica. Hari-hariku hanya dipenuhi dengan kesepian tanpa sahabat-sahabatku yang setia dan kompak dan juga tanpa Jessica. Tak ada gunanya penyesalan di hari itu. Semua itu sudah menjadi pilihanku. Dan aku harus bertanggung jawab atas pilihanku.


Sumber: http://www.ceritamu.com/cerita/Kisah-Sedih-Di-Hari-Valentine

Nah, buat kalian yang masih bingun mau cari sepatu buat hadiah valentin. Kalian bisa cek di @FashionManStore